- Back to Home »
- Sejarah Berdirinya Yasop
18 April 2014
Berangkat dari keinginan untuk berbakti bagi Bangsa dan Negara lewat
bidang pendidikan di Indonesia, khususnya di kawasan Tapanuli, atas
prakarsa TB Silalahi dan rekan-rekannya, yakni para alumni SMA
Soposurung tahun 1950-an hingga 1960-an, didirikan Yayasan Soposurung
pada tahun 1990. Yayasan ini bergerak dalam bidang pendidikan untuk
peningkatan sumber daya manusia Indonesia.
Dorongan
semangat berbakti ini muncul karena keprihatinan terhadap kualitas hidup
masyarakat di Tano Batak, dan rendahnya mutu kualitas di kawasan
tersebut. Maka peningkatan kualitas pendidikan menjadi pilihan dan
menjadi ujung tombak bagi pengentasan masalah kemiskinan dan peningkatan
kualitas hidup masyarakat. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan
peningkatan daya saing kaum muda di Bonapasogit hanya dapat dicapai
bila terdapat satu sarana pendidikan yang mampu menjadi wadah
pembentukan siswa berkarakter unggul, baik dalam bidang akademis maupun
kepribadian yang dijiwai disiplin tinggi. Sementara itu kondisi sarana
dan mutu pendidikan di Tapanuli sangat memprihatinkan. Tentu kondisi ini
perlu diatasi dengan terobosan kreatif yang mampu membawa keluar kaum
muda di kawasan itu dari rendahnya mutu pendidikan yang ada.
Uuntuk mencari
mitra strategis yang mampu mengatasi tantangan yang ada, Yayasan
Soposurung memutuskan untuk bekerjasama dengan Pemerintah. Bentuk
kerjasama dituangkan dalam satu perjanjian kerjasama Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dengan Yayasan SOposurung No.7184/105/7/91.1
NO 91116/YYS/X/VL tanggal 10 Oktober 1991. Perjanjian kerjasama ini
mengatur antara lain lingkup tugas dan tanggung jawab masing-masing
pihak. Depdikbud bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan,
pengadaan sarana prasarana dan sumber daya pendidikan lainnya, menurut
kemampuan anggaran yang tersedia dan penyediaan tenaga pendidik pada
sekolah sasaran, sebagai layaknya sekolah negeri.
Yayasan Soposurung bertanggung jawab antara lain dalam:
- Beasiswa bagi siswa potensial dan beradaptasi tinggi.
- Pembangunan dan pengelolaan asrama.
- Pembangunan dan pengadaan sarana lainnya, jika anggaran Yayasan Soposurung memungkinkan
- Peningkatan mutu profesional, ketrampilan dan kesejahteraan tenaga pendidik.
- Kegiatan ekstrakurikuler.
- Penyaluran lulusan dalam lapangan kerja.
- Kegiatan studi penelusuran lulusan.
Untuk tahap
awal kerjasama yang bernilai strategis ini berlaku pada SMA Negeri 3
Soposurung Balige, saat ini dikenal dengan nama SMA Negeri 2 Soposurung
Balige. Pada tahun yang sama, Yayasan Soposurung juga bekerjasama dengan
The British Council dan Singapore International Foundation, sehingga
Yayasan Soposurung kedatangan tenaga guru sukarela dari Inggris dan
sesudahnya dari Singapura secara bergantian, untuk mengajar bahasa
Inggris.
Sebagai
sekolah negeri, tenaga pengajar berstatus sebagai pegawai negeri.
Sedangkan Yayasan Soposurung sebagai partner pemerintah secara proaktif
menyediakan anggaran untuk peningkatan kualitas tenaga pengajar, melalui
pemberian insebtif untuk para guru dalam program ekstrakurikuler, serta
fasilitas perumahan bagi mereka.
Dalam rangka
mendapatkan mutu pengajar yang berkualitas maka pada tahun 1993 Yayasan
Soposurung mendatangkan sepuluh guru dari Jawa, mereka adalah guru-guru
yang terbaik dari IKIP di Jawa, setelah sepuluh tahun mereka kembali ke
Jawa. Terobosan ini mendapat apresiasi dan dihargai pemerintah, sehingga
Yayasan Soposurung-SMA Negeri 2 Balige oleh Presiden RI diberikan
status sebagai sekolah percontohan, baik dari sisi kerjasama antara
pihak Swasta dan Pemerintah, maupun tata cara pembinaan disiplin dan
watak para siswa/siswi.
Satu hal yang
menggembirakan, Departemen Pendidikan Nasional memilih SMAN 2 Balige
sebagai salah satu calon sekolah bertaraf internasional (SBI), dan telah
diberikan alokasi anggaran untkuk membenahi diri dan melengkapi
berbagai fasilitas. Pemerintah memberikan waktu lima tahun bagi pihak
sekolah melakukan persiapan yang diperlukan untuk menuju SBI.
Yayasan
Soposurung telah memulai berbagai persiapan untuk peningkatan kualitas
pendidikan menjadi sekolah bertaraf internasional. Dalam format baru ini
beberapa pelajaran khusus, yakni Bahasa Inggris, Kimia, Fisika,
Matematika dan Biologi akan diberikan dalam bahasa Inggris.
Selain itu
Yayasan Soposurung juga telah merekrut beberapa guru yang bertraf
internasional untuk memberikan pelajaran ekstrakurikuluer di asrama.
Pelajaran tersebut disampaikan dalam bahasa Inggris. Perlu dicatat,
semua guru tersebut merupakan Alumni Asrama Yayasan Soposurung.
Pihak
pengelola telah merancang untuk program kedepan berbagai sarana akan
terus ditambah dan dikembangkan, semua itu tentu demi peningkatan sarana
penunjang terciptanya proses pembelajaran yang berkualitas. Apalagi
dengan telah berdirinya komplek TB Silalahi Center pada bula April 2008.
Kawasan yang memiliki secara lengkap berbagai sarana edukasi serta
rekreasi budaya ini dapat dimanfaatkan bagi siswa/siswi secara maksimal
dalam melaksanakan berbagai kegiatan belajar, dengan berbagai sarana
dapat menjadi penunjang berbagai kegiatan siswa. Pada akhirnya akan
memberi sumbangan yang sangat signifikan bagi keberhasilan lembaga
pendidikan ini untuk melahirkan siswa/siswi yang berkualitas,
berkepribadian mulia dan berdaya saing tinggi. Sehingga impian meraih
kecemerlangan masa depan kelak bakal menjadi sebuah kenyataan indah.
TB Silalahi lahir di Pematang Siantar 17 April 1938. Setelah
menyelesaikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Soposurung, Balige,
beliau sempat kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) selama satu
tahun (1957). Tahun 1958 , beliau pindah ke Akademi Militer Nasional
(AMN) di Magelang, pendidikan di AMN diselesaikannya pada tahun 1961.
Pengabdian di bidang militer diawali sebagai Danton Yonkav 4 Siliwangi dalam operasi Kamdagri di Jawa Barat (1962), Wadanki dalam operasi Kamdagri di Sulawesi Selatan 1963-1965 bersamaan dengan operasi Dwikora. Pernah ditugaskan antara lain sebagai Danyonkav 8 Tank Kostrad (1972), ke Timur Tengah sebagai Pasukan PBB pada Perang Oktober 1973 antara Israel dan Mesir sebagai Camp Commandant UNEF Middle East di Kairo, Dosen Sesko-AD (1974), Asops Kasdam XVI Hasanuddin di Ujung Pandang (1978), Kasdam IV Diponegoro (1984), dan Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) tahun 1986, dengan pangkat Mayor Jenderal TNI.
Sejalan dengan penugasannya, TB Silalahi, memanfaatkan waktunya dengan mengikuti pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung sampai Sarjana Muda (1968) dan meraih Strata 1 pada Sekolah Tinggi Hukum Militer dengan predikat Cumlaude (1995). Atas prestasinya antara lain di bidang pemerintahan dan sosial, ia beroleh penganugerahan gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gregorio Araneta, 8 Agustus 1996, di Manila, Filipina.
Karir Militernya dilanjutkan dengan tugas karya sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Pertambangan dan Energi (1998). Pada Masa Pemerintahan Presiden Soeharto (1993), beliau mendapat kepercayaan menjabat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan pangkatnya dinaikkan menjadi Letnan Jenderal TNI.
Tahun 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat TB Silalahi menjadi Penasihat Presiden yang kemudian di tahun 2006 menjadi Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah dan pada tahun 2007 diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden dalam bidang Keamanan dan Pertahanan.
Para pendiri lainnya adalah sebagai berikut:
Laksda TNI DR Farel Parapat
Ir. Gustav Pandjaitan
Drs Pinantun Hutasoit
Ir. Humuntar Lumban Gaol
Drs. Sahala Siagian
Ir. Osman Krisman Aruan
Ir Victor Lumbantobing
Ir. Johan Hasiholan Simanjuntak
Drs. Bernard Mangatur Silitonga
Drs. Habinsaran Napitupulu
Anton Sihotang, MBA
Ny. Tiorugun Sitinjak, SH
Ny. Melur Sitompul
Ny. Violetta Anwar Sitompul
TB Silalahi
TB Silalahi |
Pengabdian di bidang militer diawali sebagai Danton Yonkav 4 Siliwangi dalam operasi Kamdagri di Jawa Barat (1962), Wadanki dalam operasi Kamdagri di Sulawesi Selatan 1963-1965 bersamaan dengan operasi Dwikora. Pernah ditugaskan antara lain sebagai Danyonkav 8 Tank Kostrad (1972), ke Timur Tengah sebagai Pasukan PBB pada Perang Oktober 1973 antara Israel dan Mesir sebagai Camp Commandant UNEF Middle East di Kairo, Dosen Sesko-AD (1974), Asops Kasdam XVI Hasanuddin di Ujung Pandang (1978), Kasdam IV Diponegoro (1984), dan Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) tahun 1986, dengan pangkat Mayor Jenderal TNI.
Sejalan dengan penugasannya, TB Silalahi, memanfaatkan waktunya dengan mengikuti pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung sampai Sarjana Muda (1968) dan meraih Strata 1 pada Sekolah Tinggi Hukum Militer dengan predikat Cumlaude (1995). Atas prestasinya antara lain di bidang pemerintahan dan sosial, ia beroleh penganugerahan gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gregorio Araneta, 8 Agustus 1996, di Manila, Filipina.
Karir Militernya dilanjutkan dengan tugas karya sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Pertambangan dan Energi (1998). Pada Masa Pemerintahan Presiden Soeharto (1993), beliau mendapat kepercayaan menjabat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan pangkatnya dinaikkan menjadi Letnan Jenderal TNI.
Tahun 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat TB Silalahi menjadi Penasihat Presiden yang kemudian di tahun 2006 menjadi Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah dan pada tahun 2007 diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden dalam bidang Keamanan dan Pertahanan.
Para pendiri lainnya adalah sebagai berikut:
Laksda TNI DR Farel Parapat
Ir. Gustav Pandjaitan
Drs Pinantun Hutasoit
Ir. Humuntar Lumban Gaol
Drs. Sahala Siagian
Ir. Osman Krisman Aruan
Ir Victor Lumbantobing
Ir. Johan Hasiholan Simanjuntak
Drs. Bernard Mangatur Silitonga
Drs. Habinsaran Napitupulu
Anton Sihotang, MBA
Ny. Tiorugun Sitinjak, SH
Ny. Melur Sitompul
Ny. Violetta Anwar Sitompul